Spiritual Work Camp (Project 03)





12 April 2018

Hari pertama.



 Pada siang hari matahari bersinar lebih terik dari biasanya, kami angkatan ‘25’ berangkat menuju tempat untuk swc kali ini. Bertempat digarut, di sebuah daerah yang lebih tinggi tepatnya cikajang memerlukan waktu sekitar 3 hingga 4 jam.

 Sampai pada tujuan, kami diberi pengarahan dari guru-guru tentang rumah-rumah yang akan kami tinggali nanti selama 4 hari ini. Aku dan hafifah ditempatkan pada satu rumah yang sama dan kami diberitahu bahwa kami akan tinggal bersama bu ilah. Lalu guru-guru membantu kami untuk ke rumah masing-masing.

 Sedikit terkejut aku dan hafifah menempati suatu rumah panggung yang hanya memiliki 4 ruangan saja, sangat sederhana, namun ibu ilah tetap hangat dalam menyambut kami. Teteh yaitu menantu ibu saat itu sedang memasak tahu, dengan tergesa aku dan hafifah langsung membantunya dan membuat makanan yang kami bawa sendiri dari bandung untuk makan malam ini.

 Kami menyiapkan makanan praktis yang langsung dimasak saja yaitu, sosis dan nugget yang masih dalam keadaan dingin. Setelah memasak aku dan hafifah membereskan barang-barang bu ilah dan membereskan kamar kita sendiri. Pencahayaan dua ruangan dijadikan satu, aku sedikit terenyuh saat mengetahuinya.

 Setelah itu bu ilah memanggil kami untuk makan sekarang saja, memang benar aku dan hafifah sebenarnya sudah kelaparan sedari tadi hehe. Saat baru terduduk anak bu ilah berlarian masuk kedalam rumah lalu sedikit kaget melihat kami yang tak dikenalnya tiba-tiba berada dalam rumah. Dengan senang hafifah mengajak fahri dan ilham yaitu anak bu ilah untuk makan bersama. Fahri menurut tapi ilham dengan malu berlari keluar kembali.

 Setelah selesai makan sore, aku bersiap-siap untuk ke masjid dan berangkat sendiri karena memang hafifah sedang berhalangan. Lalu setelah shalat maghrib kami mengaji yasin yang sepertinya rutin diadakan pada malam jumat bersama anak-anak disana. Lalu dilanjutkan oleh ceramah ustadz ali dan akhirnya kami melanjutkan shalat isya dan kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat.

 Sesampainya dirumah aku dan hafifah yang kelelahan meminta izin untuk beristirahat duluan ke bu ilah yang sedang menonton tv dengan anaknya. Hari ini sedikit melelahkan diperjalanan, ataupun juga secara emosi namun tetap menyenangkan untuk dilewati.



~o0O0o~



13 April 2018

Hari pertama berkebun.



 Karena banyak hal aku tidak bisa tertidur dengan nyenyak semalam begitupun hafifah, mungkin memang pertama sampai jadinya terasa aneh. Aku terbangun hingga tujuh hingga delapan kali mungkin tadi malam. Kami sama sekali tidak membawa barang yang dapat menunjukan pukul berapa sehingga sedikit kewalahan dalam mengatur bangun ku. Saat terdengar adzan aku langsung bersiap dan kembali berjalan kebawah sendirian.

 Setelah shalat shubuh yang tidak terlalu dingin aku terburu-buru kembali dan mengajak hafifah agar mandi pagi, karena memang keadaan kamar mandi yang hanya setengah badan membuat aku dan hafifah agak takut mandi. Sehingga diam-diam kami mandi dalam kegelapan dan dinginnya pagi ini.

 Setelah dalam keadaan segar, aku dan hafifah langsung membeli telur untuk dipadupadankan dengan nasi goreng pagi ini. Dan saat memasak aku dan hafifah beruntung karena memang tungku api (bukan kompor) sudah dinyalakan oleh bu ilah, sehingga kami hanya menjaga apinya tidak mati saja. Lalu kami sarapan dengan perasaan tenang pagi ini karena kami membuat tidak terlalu siang.

 Teteh mengajak kami kekebun milik bu ilah yang jauh bukan yang disebelah rumahnya. Bu ilah yang sebenarnya sedang sakit waktu itu malah terlihat senang. Katanya jika ia hanya diam saja maka tubuhnya malah akan bertambah sakit karena biasanya ia telah terbiasa untuk ke kebunnya itu. Akhirnya kami berangkat bersama dengan fahri dan ahmad yaitu cucu bu ilah yang seumuran dengan anak bu ilah atau juga anak teteh.

 Tanah yang sedikit basah, kecil dan terjal tak membuat fahri dan ahmad berhenti dari berlari-lari. Aku yang sudah besar saja yang berjalan pelan-pelan saja masih terpeleset-terpeleset terus ya ampun. Perjalanan awalnya terasa menyenangkan namun menjadi sangat melelahkan ketika jalan semakin kecil dan menanjak. Rasanya seperti mau mati.

 Sampai pada kebun aku langsung duduk beristirahat dan menghabiskan banyak air minum yang kubawa dalam tas. Aku beristirahat sebentar sementara hafifah malah jalan-jalan dikebun yang sebenarnya struktur tanahnya masih menanjak huhuhu. Bu ilah langsung mencangkul tanah-tanah untuk dirapihkan mungkin ya? aku tidak bertanya tadi hehe. Tak lama Hafifah langsung membantu ibu mencangkul kalau aku sih sebenernya memang tidak bisa jadi aku membantu teteh ‘ngapur’ saja. Ngapur adalah memberikan kapur bubuk pada tanah agar nanti kentang tidak membusuk sebelum umurnya dan tidak ada ulat nanti pada tumbuhan kentangnya. Karena kelelahan Hafifah langsung ikut membantu ku untuk ngapur.

 Matahari semakin naik sementara kami sudah selesai bekerja. Aku dan Hafifah hanya bermain-main saja dengan tanaman kacang polong waktu itu diajak pulang dengan teteh bersama fahri dan ahmad. Perjalanan pulang kami terasa lebih ringan dari sebelumnya mungkin karena senang akhirnya pulang. Perjalanan pulang karena telah mengetahui track aku lebih memperhatikan suasana yang terik namun tetap indah bahkan sempat melewati kebun dandelion kata teteh itu untuk pakan ternak-ternak disini. Bunga-bunganya yang tehembus menyebar benih-benih itu aku jadikan kenangan disini.

 Setelah sampai fahri dan ahmad langsung berlari-lari untuk bermain-main sedangkan aku dan hafifah langsung beristirahat karena memang sudah kelelahan. Namun setelah agak lama aku dan hafifah bosan dan memutuskan untuk membeli bahan-bahan untuk masakan nanti sore. Saat sedang berjalan-jalan kami mengunjungi rumah tempat inap teh Nia dan Madame. Sedikit mengobrol dan banyak makan aku dan hafifah kembali pada tujuan utama yaitu membeli bahan untuk sore ini, dan setelahnya yaitu tidur siang karena memang tidak ada pekerjaan lagi.

 Suara ketukan dan panggilan membuat aku dan hafifah terbangun dan membuka pintu ternyata itu adalah teh nia yang mengajak kami untuk mengikuti acara perlombaan anak-anak dan pembagian baju yang telah kami sumbangkan sebelumnya. Kami dijadikan panitia dadakan pada acara kecil-kecilan ini namun aku sendiri tidak berbuat banyak sih. Lalu karena memang adanya kekurangan pemain dengan terpaksa aku, diza, dan denata dipaksa untuk tanding main bakiak, agak sedikit mengesalkan sih hehe.

 Aku dan hafifah pamit duluan untuk bersiap-siap mandi karena kami belum memasak juga. Kami memutuskan untuk memasak bayam untuk makan sore kali ini. Karena agak bingung dengan cara memasak yang berbeda ibu sedikit menunujukan cara masak disana dan hasil bayamnya benar-benar enak :( . lalu teteh membuatkan ubi goreng dengan tambahan gula yang membuat rasanya juga lebih manis.

 Setelah itu aku dan hafifah segera turun untuk mandi ditempat teh nia setelah meminta izin sebelumnya. Kami mandi dengan damai setidaknya kali ini. Setelah itu aku bersih kami ulang ke rumah bu ilah dan aku segera shalat agar tidak habis waktu. Setelah shalat bu ilah mengajak kami makan sore bersama-sama. Menu kali ini benar-benar enak, hafifah menambah sampai tiga kali sedangkan aku hanya dua kali.

 Setelah mencuci pring aku segera mengambil wudhu dan bersiap dengan mukena dan al-Quran dan segera turun menuju masjid dibawah sana. Setelah selesai dengan kegiatan di masjid, aku dengan terburu-buru pulang karena sedikit takut dengan jalan yang gelap, setelah sampai aku dan hafifah langsung beristirahat untuk hari esok.



~o0O0o~



14 April 2018

Hari Rajaban



  Tidur memang masih tidak nyenyak karena adaptasi tempat tidur tidak membuat aku malas-malas untuk bangun pagi ini. Aku terbangun beberapa kali takut sudah adzan atau terlalu pagi, akhirnya aku memilih bangun setelah beberapa kali terbangun dan segera bersiap ke masjid dengan dinginnya suasana pagi disini. Setelah selesai dengan shalat aku segera kembali agar bersiap-siap membuat sarapan pagi ini.

 Pagi ini aku memasak ‘midog’ atau mie endog dan menghangatkan beberapa makanan yang dari kemarin-kemarin belum habis. Masak kali ini sepertinya lebih sulit dari biasanya Karena api yang terus mati membuat masakna yang belum matang jadi susah. Lalu kami memasak kentang goreng ala ala juga yang membuat aku sedikit bersemangat karena aku suka kentang hehe.

 Ibu dari pagi sudah langsung membantu rajaban di masjid sebelah jadi setelah aku dan hafifah selesai dengan masakan pagi ini kami langsung segera membantu bu ilah dan ibu-ibu lain untuk memasak rajaban kali ini. Aku dan hafifah sengaja tidak mandi pagi ini karena terlalu dingin dan hanya mencuci muka dan sikat gigi saja agar terlihat sedikit lebih segar dari biasanya.

 Kami lalu diajak teteh untuk segera kesebelah untuk membantu sedikit-sedikit. Saat kami datang kami langsung membantu mengupas bawang merah dan putih, lalu mengupas telur rebus. Semuanya berjalan lama karena memang banyak sekali yang harus dikupas. Setelah itu aku dan hafifah diajak bu ilah untuk sarapan dulu bersama dengan fahri, ilham, dan ahmad. Kami makan dengan lahap karena sudah lapar dari pagi hehe.

 Lalu setelah sarapan kami melanjutkan membantu memasukan krupuk-krupuk dalam plastic sehingga sekitar berjumlah lebih dari tiga ratus bungkus. Lalu setelah selesai kami menonton acara anak-anak yang tampil rajaban saat itu. Lalu kami juga membeli bakso yang sangat murah namun cukup untuk mengenyangkan perut.

 Sedikit agak siang kami pamit untuk mandi ditempat teh nia lagi. Setelah mandi kami langsung disuruh shalat agar tidak tertinggal waktu. Setalah itu kami kembali menonton acara pementasan. Saat sedikit agak sore ternyata kami dipanggil untuk bertemu ditempat kemarin acara anak-anak agar kumpul kelompok. Disana teh nia menyuruh kami untuk membuat yel-yel besok dan siapa yang akan tampil besok dalam penceritaan apa yang terjadi selama 4 hari ini. Memang waktu tidak terasa karena esok pagi kami harus kembali pulang.

 Aku bermain-main karena agak sedikit tidak enak hati saat itu lalu membiarkan yang lain yang bekerja karena aku juga tidak mau memikirkan apapun saat itu. Setelah jadi kami bernyanyi bersama-sama agar esok suara kami juga lebih baik.

 Setelah  selesai aku dan hafifah langsung bergegas untuk menuju rumah dan menghangatkan makanan karena tersisa banyak sekali. Lalu setelah itu kami makan bersama lagi. Hafifah yang baru bersih akhirnya ikut shalat juga untuk malam itu. Kegiatan masjid selesai kami pun pulang dan beristirahat untuk hari esok.



~o0O0o~



15 April 2018

Hari Perpisahan



 Tidur memang masih tidak nyenyak dan kedinginan tapi tak surut membuat aku dan hafifah untuk bangun dan segera ke masjid pada hari terakhir ini. Hafifah bilang ia tidak mau mandi jadi pagi ini hanya aku yang mandi di kamar mandi setengah badan dihalaman belakang rumah bu ilah. Setelah selesai mandi hafifah yang waktu itu sedang memasak dengan bu ilah langsung menyuruhku bergegas membantu untuk memasak kangkung pagi ini.

 Setelah selesai memasak aku dan hafifah segera bersiap-siap dengan berdandan dan membereskan baju-baju kami yang kami satukan dalam satu tas kala itu. Setelah sudah siap bu ilah menyuruh kami untuk bergegas makan dulu sebelum guru-guru datang menjemput kami. Kami segera makan dengan agak sedikit terburu-buru dan benar saja teh nia, a’ anwar, dan madame sudah berada didepan rumah saat sedang makan. Lalu teh nia menyuruh kami menghabiskan makanan dulu. Setelah selesai kami acara pamitan pada bu ilah diwakili guru-guru yang berterima kasih. Lalu guru-guru pergi kamipun tinggal disini sebentar.

 Lalu kami kebawah untuk kekamar mandi karena sudah siang, lalu kembali keatas untuk mengambil barang-barang yang ada dan mengajak bu ilah untuk ikut bersama pada acara perpisahan. Saat acara dimulai kami diajak berdoa sama dan bersalam-salaman untuk terakhir kalinya. Banyak yang menangis membuat perasaan pagi itu malah berbanding terbalik dengan teriknya matahari pagi ini.

 Kami mulai memasuki bus dan mulai memasukan tas-tas kami kedalam bus dan sedikit lambaian tangan untuk perpisahan ini. Memasuki bus aku sedikit merasakan banyak perasaan dan mulai menangis dalam bus. Namun dalam sedihnya pagi itu masih ada yang memberikan perhatian dan memberikan aku perasaan yang lebih ringan untuk dilewati pagi ini.

 Lalu kami pergi ke Eptilu atau tempat dimana kita akan presentasi dan memetik banyak buah-buahan dan sayuran yang ditanam dikebun itu. Semuanya berjalan menyenangkan karena kelompok kami memenangkan lomba yel-yel saat itu. Aku dan hafifah juga mencari dan memetik cabe yang seharusnya satu kilogram tapi malah jadi dua kilogram hehehe.

 Lalu kami mulai melanjutkan perjalanan setelah kita selesai memetic. Dalam bus kami mendapatkan makanan namun aku yang belum lapar memutuskan untuk memakannya nanti saja. Aku sedikit masih mellow saat itu, namun dia lagi membuat aku merasa lebih senang dan menghapus air mata yang masih sedikit-sedikit jatuh saat itu.

 Perjalanan ini berakhir sampai sini namun ceritanya takkan pernah hilang. Sampai jumpa.




~o0O0o~




Comments

Popular Posts